Peneliti dari Concordia University tengah mengembangkan sistem penyimpanan energi dari alam.
 Sigrid Gombert/cultura/Corbis
Sigrid Gombert/cultura/Corbis
Penemuan
 terbaru dari Concordia University  membuat langkah baru untuk mencapai 
energi yang bersih. Profesor Laszlo  Kalman dari Concordia University 
menemukan adanya enzim pada bakteri  yang dapat menangkap energi surya. 
Cahaya menyebabkan pemisahan muatan  dalam enzim dan menciptakan dua 
kutub bermuatan positif dan negatif,  layaknya baterai.
Pada siklus alam, energi yang tersimpan dalam enzim langsung digunakan. Tetapi Kalman dan rekan-rekannya mengatakan akan mencari cara agar fase terpisah pada enzim dapat bertahan lebih lama. Dengan begitu, enzim pada bakteri akan menjadi tempat menyimpan energi.
“Kami harus menciptakan situasi di mana fase terpisah pada enzim itu tidak berubah sedikit pun,” kata Kalman.
Kalman menemukan bahwa dengan adanya molekul tambahan pada enzim, dapat merubah bentuknya dan juga memperpanjang fase penyimpanan energi. Pada bentuk alamiahnya, enzim dapat berubah dengan cepat dan kembali ke bentuk semula.
“Yang kami lakukan sama dengan menempatkan mobil balap di jalan yang tertutup salju,” ujarnya menganalogikan.
Alasan utama Kalman beralih ke sistem yang tradisional ini adalah karena sistem ini bersih dari karbon, serta sumber daya yang melimpah. Peneliti menggunakan sistem penyimpanan energi dari alam ini untuk menginspirasi manusia dalam menciptakan sistem konversi energi. “Kita masih jauh dari berhasil untuk sekarang ini, namun sistem ini tengah kami kembangkan dan akan terus kami eksplorasi,” ungkap Kalman.
Pada siklus alam, energi yang tersimpan dalam enzim langsung digunakan. Tetapi Kalman dan rekan-rekannya mengatakan akan mencari cara agar fase terpisah pada enzim dapat bertahan lebih lama. Dengan begitu, enzim pada bakteri akan menjadi tempat menyimpan energi.
“Kami harus menciptakan situasi di mana fase terpisah pada enzim itu tidak berubah sedikit pun,” kata Kalman.
Kalman menemukan bahwa dengan adanya molekul tambahan pada enzim, dapat merubah bentuknya dan juga memperpanjang fase penyimpanan energi. Pada bentuk alamiahnya, enzim dapat berubah dengan cepat dan kembali ke bentuk semula.
“Yang kami lakukan sama dengan menempatkan mobil balap di jalan yang tertutup salju,” ujarnya menganalogikan.
Alasan utama Kalman beralih ke sistem yang tradisional ini adalah karena sistem ini bersih dari karbon, serta sumber daya yang melimpah. Peneliti menggunakan sistem penyimpanan energi dari alam ini untuk menginspirasi manusia dalam menciptakan sistem konversi energi. “Kita masih jauh dari berhasil untuk sekarang ini, namun sistem ini tengah kami kembangkan dan akan terus kami eksplorasi,” ungkap Kalman.
Sumber : http://www.jelajahunik.us/2012/04/wow-ilmuan-akan-membuat-baterai-dari.html#ixzz1uXRDIe79
